KPA.BALIPROV.GO.ID. Dari hasil penelitian Ni Komang Ekawati, dr. Yodi Mahendradata, M.Sc.,Ph.D Program  S2 Universitas Gajah Mada yang berjudul, Persepsi dan sikap masyarakat Hindu Bali terhadap penyakit HIV/AIDS dan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Desa Sanur Kodya Denpasar Bali menyatakan bahwa HIV AIDS masih tergolong penyakit berat. Hal itu diungkapkan dalam laman https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/48983

Dalam laman yang digunakan sebagai abstrack menyebutkan, Masyarakat mempunyai persepsi bahwa penyakit HIV/AIDS adalah penyakit berbahaya dan semua orang rentan terkena HIV/AIDS karena dapat menyerang semua kelompok umur. Dibandingkan penyakit yang lain HIV/AIDS dipandang penyakit yang lebih berat karena belum ditemukan obat/vaksi yang dapat mencegah penularnnya.

Pengalaman masyarakat melihat ciri-ciri orang yang meninggal akibat HIV/AIDS menimbulkan ketakutan dalam diri masyarakat untuk tidak tertular. Masyarakat takut menyentuh jenazah ODHA karena masyarakat mempunyai persepsi yang negatif terhadap penularan HIV/AIDS. Sikap negatif juga ditunjukkan masyarakat pada penderita ODHA dan jenazah ODHA.

Kurangnya informasi terhadap cara penularan HIV/AIDS menjadi hambatan dalam mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi. Kesimpulan : Kepala desa, lurah, bandesa adat, pendeta dan tokoh masyarakat yang memegang peranan di masyarakat masih kurang paham terhadap penyakit HIV/AIDS dan ODHA. Kekurangpahaman tokoh tua terhadap cara penularan HIV/AIDS menimbulkan stigma dan diskriminasi yang kuat terhadap penderita ODHA dan jenazah ODHA. Tokoh muda yang aktif di masyarakat lebih paham terhadap penyakit HIV/AIDS dan ODHA.

Walaupun demikian tokoh muda masih melakukan stigma terhadap penderita ODHA namun tidak terlalu kuat. Sikap masyarakat negatif terhadap penderita ODHA maupun jenazah ODHA. Sikap negatif dan menolak lebih ditunjukkan pada ODHA perempuan yang tertular dari hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan dan mendapatkan kesan perempuan nakal Sebaliknya sikap masyarakat akan positif dan menerima jika ODHA perempuan tertular dari suaminya dan masyarakat akan mendekat.

Yang melatarbelakangi penelitian tersebut adalah Penyakit AIDS telah menjadi masalah global yang melanda dunia karena dalam waktu relatif cepat terjadi peningkatan jumlah penderita. Di Bali penyebaran penyakit HIV/AIDS sudah meluas ke 9 kabupaten dan sudah menyerang semua kelompok umur. Kasus HIV/AIDS tertinggi berada di Kota Denpasar dan belum dapat di tanggulangi dengan efektif melalui program-program yang sudah dijalankan. Di Masyarakat timbul stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan jenazah ODHA.

Masyarakat Sanur yang mayoritas beragama Hindu, memperlakukan jenazah ODHA pada saat upacara pemandian jenazah dan pembakaran mayat tidak dilakukan sesuai dengan tata cara yang ada. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA di Masyarakat dapat menghambat penanggulangan pencegahan HIV/AIDS di Bali. Oleh karena itu perlu diketahui persepsi dan sikap masyarakat terhadap HIV/AIDS dan ODHA.

Tujuan Penelitian: Mengetahui persepsi dan sikap masyarakat Hindu Bali terhadap penyakit HIV/AIDS dan ODHA sehingga masalah stigmatisasi dan diskriminasi ODHA dapat dihilangkan. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan penelitian 37 orang terdiri dari 10 orang tokoh masyarakat, 9 orang tokoh muda laki-laki dan 11 orang tokoh muda perempuan serta 7 orang informan kunci.

Pengumpulan data dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) pada tokoh masyarakat, tokoh muda laki-laki dan tokoh muda perempuan. Wawancara mendalam pada informan kunci (Kepada Desa, Lurah, Bandesa Adat, tokoh Agama dan Pendeta). Pemeriksaan keabsahan data dilakukan triangulasi, member checking, debriefing dan rich data. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik.***Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *