KPA.BALIPROV.GO.ID. Untuk meningkatkan koordinasi rutin dengan berbagai pihak Stakeholder, Fasyankes, LSM, dan komunitas, Yayasan Kesehatan Bali (YAKEBA) mengadakan Pertemuan Reguler Kelompok kerja Distrik Denpasar. Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 (dua) hari,  yaitu Senin 19 September sampai dengan Selasa 20 September 2022 di Artotel Sanur, Jl. Kusuma Sari, No. 1, Sanur, Denpasar Bali dan diikuti 20 orang peserta dari berbagai perwakilan Lembaga Multi-Stakeholder, termasuk Dinas Kesehatan Kota Denpasar, KPA Kota Denpasar, Layanan Kesehatan, LBH, dan LSM/NGO Komunitas.

Kegiatan ini difokuskan untuk membahas program Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dimana, SPM merupakan  ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.

Acara yang berlangsung selama 2 hari itu diisi para pemateri yang kompeten di bidangnya. Materi yang pertama dipaparkan Fais Abdillah selaku Koordinator SSR YAKEBA (Yayasan Kesehatan Bali)  Saat memberikan materi, Fais menerangkan tentang informasi pelayanan dasar pada SPM dan pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis (TB) serta pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV.

“Jadi pelayanan kesehatan orang terduga TB mulai dari menemukan terduga hingga menemukan kasus termasuk juga investigasi kontak, melakukan pengobatan, atau juga dikenal dengan istilah TOSS (Temukan, Obati Sampai Sembuh) dan juga melakukan TPT (Terapi Pengobatan Tuberkolosis), sedangkan dari pelayanan Kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV meliputi penjangkauan, tes HIV, pengobatan dan mempertahankan pasien agar tetap minum obat” Ucapnya.

Selanjutnya pemaparan materi kedua dipaparkan Gusti Ayu Ketut Sri Witari yang mewakili Dinas Kesehatan kota Denpasar. Wanita yang akrab disapa Bu Gek itu memaparkan tentang capain dan target SPM Kota Denpasar tahun 2022 (Januri – Agustus).

“Untuk sekarang,  capaian SPM di Kota Denpasar dari Januari sampai Agustus Tahun 2022 yaitu 55,99 % dari jumlah target SPM kita yaitu 24165 (dua puluh empat ribu seratus enam puluh lima), ” Tuturnya.

Lebih lanjut, Bu Gek juga menyampaikan kepada semua LSM dan Komunitas agar menginformasikan adanya layanan SPM ini ke komunitasnya masing-masing.

“ Harapan kami teman-teman di LSM bisa berkolaborasi saling menginformasikan teman-teman dampingan maupun LSM yang sering ada pertemuan seperti ini bisa disampaikan harapan kita nanti, kalau ada teman-teman yang dari Orang Dengan HIV (ODHIV) mungkin juga disuruh tes ke layanan TB, apakah mereka positif TB atau tidak. JIka Positif akan diberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), jika dia negatif TB paling tidak dia mendapat TPT” Tuturnya.

Sementara itu, Sagung Mirah Lismawati yang mewakili Puskesmas IV Denpasar Selatan menerangkan, capaian SPM untuk Wanita Pekerja Seks (WPS) masih jauh dari target mengingat adanya aplikasi Michat yang menyusahkan dalam upaya penjangkauan/skrining.

“Khusus puskesmas IV Denpasar Selatan, permasalahan kita saat ini masih ada upaya untuk pencapaian target pada Wanita Pekerja Seks (WPS).  Karena walaupun situasi Covid-19 sudah membaik, masih banyak cafe maupun SPA yang masih belum beroperasi maksimal. Sehingga menyusahkan kita menskrining teman-teman WPS, selain itu adanya aplikasi Michat juga menyusahkan kita untuk menjangkau dimana mereka berada” Ucapnya.

Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan tersebut adalah SPM di Kota Denpasar belum sepenuhnya tercapai dari target yang ditetapkan.  Oleh sebab  dibentuklah Aliansi Peduli Denpasar Sehat (ALIPEDAS) yang berperan untuk melakukan Promosi, Sosialisasi dan Edukasi dengan sasaran di tiap-tiap Komunitas, Kelurahan dan Layanan.***Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *