Rofiqi Hasan memandu jalannya Acara Media Gathering di Kubu Kopi Jln Hayam Wuruk No 111 Denpasar

KPA.BALIPROV.GO.ID. “Dalam mencapai Ending AIDS 2030, peran media sangatlah penting kita maksimalkan. Dan KPA terus melakukannya secara berkesinambungan. Karena kita tahu, bahwa semua informasi terkait HIV dan AIDS yang kita publikasikan di media, akan membawa dampak positif bagi Program Penanggulangan AIDS di Bali. Di dalamnya termasuk bagaimana upaya  meminimalisir stigma maupun diskriminasi yang terjadi pada Orang dengan HIV dan AIDS di lapangan. Dan hal ini kita akan terus lakukan secara berkesinambungan serta sinergitas dengan semua stakeholder terkait,”kata Yuniambara, SIP Pengelola Program Humas dan Kemediaan KPA Provinsi Bali dalam acara Media Gathering yang diadakan Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba), Kamis 20 Pebruari 2025 di Kubu Kopi Jalan Hayam Wuruk No 111 Denpasar.

Kegiatan Media Gathering yang didukung Elthon John Foundation menampilkan 3 orang narasumber dan Rofiqi Hasan sebagai Moderator. 3 orang Narasumber tersebut diantaranya Adi Mantara dan Melati dari Yakeba. Serta Yuniambara dari KPA Provinsi Bali. Peserta kegiatan berasal dari KPA Kota Denpasar yang dihadiri Adi Suryadi, perwakilan Media yang tergabung dalam Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) Bali sebanyak 8 orang jurnalis dan Tim GAF-IAF Yakeba sebanyak 7 orang.

Dalam pertemuan tersebut, Adi Mantara dan Melati mengatakan bahwa selama ini banyak sekali hal-hal yang menjadi sumber stigma dan diskriminasi dari pemberitaan. Salah satunya menurut Adi Mantara adalah kasus yang terjadi di Jakarta. Ini berimbas juga bagi yang ada di Bali. Dimana beberapa klien mulai enggan memeriksakan diri serta melanjutkan pengobatan akibat adanya informasi yang menurut mereka menyudutkan mereka.

“Ini adalah fenomena sosial yang justru membuat beberapa klien ketakutan di Bali. Itu sumbernya dari  Pemberitaan Media Nasional. Untuk di Bali, kita harus memaksimalkan peran Media agar bisa menciptakan suasana kondusif bagi klien serta layanan, apabila menginginkan capaian menuju Ending AIDS 2030 bisa meningkat sesuai harapan,”katanya.

Sementara itu Melati menjelaskan bahwa untuk masalah kasus kekerasan serta stigma yang dialami klien di dampingannya terdapat 51 kasus. Dimana belasan masih dalam proses penelusuran. Sisanya berakhir dengan pernyataan damai kedua belah pihak.

Menyimak hal tersebut, Yuniambara pun menegaskan bahwa peran media sangat besar dalam menurunkan kasus kekerasan maupun stigma diskriminasi pada klien.

“Saya  memang sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, agar bisa mensupport aktivitas yang dilakukan Media melalui KJPA yang kita miliki. Kita di KPA terus melakukan advokasi maupun fasilitasi, sehingga teman-teman KJPA maupun stakeholder lainnya kompak  untuk selalu bergerak melakukan sosialisasi, mediasi serta melakukan Langkah nyata meminimalisir stigma diskriminasi di lapangan,”katanya.***Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *