KPA.BALIPROV.GO.ID. Dalam bekerja memberikan fasilitasi kepada masyarakat sekitarnya, Tim Media KPA Provinsi Bali selalu menyiapkan ruang khusus. Baik di Instagram, Facebook, maupun konsultasi di website KPA. Seperti biasa, tim Media KPA akan menjawab keluhan Klien pada setiap jam kerja dari Senin sampai Jumat. Uniknya para peserta yang dilayani mulai dari Aceh sampai Papua. Untuk yang dari Bali kebanyakan dari siswa KSPAN, Masyarakat yang ingin tanya tentang Tes HIV maupun konsultasi lainnya terkait HIV.
Kejadian menarik terjadi pada 13 Agustus 2023 lalu pukul 21.56 wita, Tim Media KPA Provinsi Bali dengan alasan kemanusiaan menjawab pertanyaan Fivi (bukan nama sebenarnya), seorang Koas Fakultas Kedokteran di Aceh. Dalam pengakuannya ia mengungkapkan bahwa 10 bulan lalu (Oktober 2022) ia jadi koas di sebuah Rumah Sakit , dimana dalam aktivitasnya, ia mendapat tugas menyuntik salah satu pasien yang diduga terinfeksi HIV. Pasien yang ditangani ini baru diduga, bukan ditunjukkan dari hasil tes.
Saat ini Fivi pun melakukan tes HIV mandiri dengan onestep HIV. Dan hasilnya negative. Ia masih meragukan hasil tes tersebut. Fivi juga menceritakan pengalamannya mengapa ia ketakutan terinfeksi HIV.
“Pada Oktober 2022, seorang pasien yang dicurigai terinfeksi HIV datang kepada saya. Dan saya ditugaskan mengambil darahnya. Pada tusukan pertama darahnya tidak dapat dan tidak naik ke spait. Kemudian pada saat menutup jarum spait, ternyata jari tangan saya kena tusuk, agak terasa tapi tidak dalam. Sebelum menusuk tangan saya, jarum itu saya taruh sekitar 5 detik di tempat lain. Saya Khawatir dan Takut pak, Sejak kejadian itu, saya selalu nangis saat kepikiran kejadian itu. Selain itu saya juga takut kalau akibat hal tersebut menyebabkan suami saya terinfeksi HIV nantinya,”katanya di wa.
Ia pun menanyakan keakuratan data yang ditampilkan onestep HIV. Tim Media KPA pun menjawab, selama tidak ada kontak darah dengan pasien, itu tetap aman. Dan kita pun memberikan pemahaman dasar tentang penularan HIV AIDS. Selain itu Kami berikan kontak person Lembaga serta layanan yang menangani HIV-AIDS di Bali untuk berkonsultasi.
Pengalaman ini merupakan hal menarik, karena kejadian ini ada di Indonesia Ketika Kita sedang mengejar 2030 ending AIDS. Hal ini segera diatasi dengan memberikan sosialisasi HIV kepada kalangan tenaga Kesehatan, baik Calon Dokter, Dokter, Perawat, Calon Perawat, Bidan, Calon Bidan serta tenaga Kesehatan lainnya. Sehingga perjuangan untuk Ending AIDS 2030 bisa tercapai.***TIM