
KPA.BALIPROV.GO.ID“Dalam rangka memantapkan Program dan menyatukan persepsi terkait informasi ke masyarakat untuk Program Penanggulangan HIV – AIDS di Bali, Kita dimintai kesediaan berkoordinasi dengan Tim Percepatan Pembangunan Bali Bidang Sosialisasi Dr I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi W.S, SE, MM dan Dr Agustinus Dei di Kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali,” kata Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali AA Ngurah Patria Nugraha, S,Sos, MAP didampingi Pengelola Program Hubungan Masyarakat dan Kemediaan KPA Provinsi Bali Yuniambara, SIP, Jumat, 9 Mei 2025.
Dalam pertemuan yang dihadiri Pengurus Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) Bali Rofiqi Hasan, Julio dan Widya, AA Ngurah Patria Nugraha menyampaikan, tujuan pertemuan tersebut adalah menajamkan pemberian informasi ke masyarakat terkait Data dan fakta situasi HIV-AIDS di Bali.
Dr Agustinus Dei memastikan data dan informasi yang diberikan jurnalis agar sesuai dengan fakta di lapangan.
“Kita ingin meminta penjelasan terkait data dan informasi sebenarnya tentang HIV-AIDS. Oleh sebab itulah, Kita meminta kesediaan KPA Provinsi Bali untuk memberikan penjelasan terkait data kasus HIV -AIDS maupun informasi yang diberikan KPA melalui KJPA,”katanya
Di sisi lain, Dr I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi W,S menanyakan terkait KJPA serta strukturnya untuk Program Penanggulangan AIDS di Bali.
“Khusus Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) kita juga ingin mengetahui terkait kiprah dan perannya sebagai media komunikasi informasi HIV-AIDS di lapangan,”katanya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Tim Pengarah KJPA Rofiqi Hasan menyampaikan, selama ini KJPA memang terus memberikan informasi kepada masyarakat Bali terkait HIV-AIDS. Hanya saja ada beberapa hal yang terkadang kurang sesuai dengan fakta sebenarnya. Hal ini disebabkan kurangnya informasi serta koordinasi yang dilakukan anggota KJPA.
“Kita memiliki wadah dibawah naungan KPA Provinsi Bali. Akan tetapi secara payung hukum masih belum valid. Karena kegiatan yang dilakukan KJPA adalah terkait kepedulian untuk membantu Pemerintah Provinsi Bali memberikan informasi sesuai dengan fakta dan data di lapangan. Oleh sebab itulah, kita mohonkan agar organisasi ini bisa berjalan sesuai harapan serta bisa memberikan informasi secara kontinyu kepada masyarakat terkait HIV- AIDS,”katanya.
Rofiqi menyampaikan, para jurnalis yang tergabung dalam KJPA harus terus menerus mendapatkan update informasi terkait HIV-AIDS.
“Oleh sebab itulah kami mohon dukungan pemberian legalitas formal serta pelatihan khusus untuk menyatukan visi dan misi pemberian informasi di lapangan agar tidak keluar dari fakta dan data sebenarnya,”katanya.
Mendengar hal tersebut, Tim Percepatan Pembangunan Bali Bidang Sosialisasi bersedia memfasilitasi proses yang diajukan KJPA dan Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali.
Pada pertemuan tersebut, Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali AA Ngurah Patria Nugraha pun menyampaikan data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
“Seijin Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kami menyampaikan data yang diberikan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, tercatat jumlah HIV-AIDS di di Bali secara komulatif dari Tahun 1987 sampai tahun 2024 adalah 31,880 kasus. Dimana data komulatif kasus AIDS sebanyak 12.101 kasus dan HIV sebanyak 19.779 kasus, “katanya.
Untuk data peningkatan kasus HIV-AIDS menurut AA Ngurah Patria Nugraha. dari tahun 2021 sampai tahun 2022 ada temuan kasus sebanyak 248 kasus. Dari tahun 2022 sampai tahun 2023 ada temuan kasus adalah 170 kasus. Dan dari tahun 2023 sampai tahun 2024 temuan kasus sebanyak 12 kasus. Temuan ini adalah terkait jangkauan setiap tahunnya. Dan semakin banyak yang dijangkau dan ditemukan, maka ini merupakan prestasi untuk membongkar gunung es yang terjadi di lapangan.
“Temuan kasus Ini menunjukkan, tim Penanggulangan AIDS di Bali melaksanakan tugas secara maksimal. Dimana setiap temuan akan mendapatkan layanan pengobatan, sehingga bisa mempertahankan kualitas hidupnya dengan baik serta tidak sampai masuk ke fase AIDS. Dan temuan kasus ini juga merupakan tolak ukur keberhasilan program Penanggulangan AIDS serta bisa dipakai acuan melaksanakan kegiatan penanggulangan AIDS ke depannya,”paparnya.
Terkait temuan Kasus HIV-AIDS di masing-masing Kabupaten, AA Ngurah Patria Nugraha menyampaikan, itu akibat dari semakin baiknya layanan yang disiapkan Kabupaten Kota.
“Kita ambil gambaran Denpasar misalnya. Mengapa kasus HIV-AIDS kelihatan tinggi?, karena layanan serta fasilitas yang disiapkan tersebut sangat baik. Sehingga masyarakat sekitar ingin mengakses layanan yang ada di Denpasar. Dan data yang diambil tersebut terlihat bahwa Denpasar sangat besar temuan kasusnya,”katanya.
Hal ini diperkuat Pengelola Program Humas dan Kemediaan KPA Provinsi Bali Yuniambara, SIP. Dimana, beberapa klien yang menghubungi KPA Provinsi Bali melalui web KPA Provinsi Bali selalu ingin meminta informasi serta ingin melakukan tes di wilayah Denpasar. Dan mereka adalah bukan warga Bali.
“Sebagian besar mereka yang mau tes adalah warga luar Bali seperti Jakarta, NTT serta wilayah luar Bali lainnya. Mereka biasanya meminta informasi melalui wa hubungi kami. Dan kita merekomendasikan beberapa tempat yang bisa dimanfaatkan untuk tes serta pengambilan ARV,”katanya.***Tim