KPA.BALIPROV.GO.ID “Saat ini saya akan mengupas tiga strategi penanggulangan AIDS di Bali, yaitu melalui pencegahan, survailance dan Penanganan Kasus. Ketiga strategi ini kita tetapkan untuk mendukung capaian Ending AIDS 2030. Dimana road mapnya sekarang adalah menerapkan Triple eliminasi program in infant, “jelas dr Gde Agus Suryadinata selaku Pengelola Program HIV-AIDS Dinas Kesehatan Provinsi Bali dalam acara Pertemuan Jaringan Kerja yang dilaksanakan Yayasan Maha Bhoga Marga di kantornya Jln. RAYA kapal No.20, Kapal Mengwi Badung, Senin, 12 Desember 2022.

Lebih lanjut, dr Agus juga menyampaikan, untuk program penanggulangan AIDS hendaknya semua stakeholder tidak melihat angka tertinggi kasus HIV-AIDS di wilayah tertentu. ” Ini kadang-kadang sering mengecoh masyarakat di luar sana. Kalau kasus tinggi asumsi mereka pasti buruk. Padahal tidak demikian secara kenyataannya,”tutur dr Agus.

Di beberapa wilayah memang temuan kasus merupakan hal yang sangat positif. Karena fungsi penggalian gunung es tersebut terlaksana dengan baik.

Terkait hal tersebut, dr Agus pun memaparkan secara detil tentang strategi penanggulangan AIDS yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

“Kita akan menjalankan 3 strategi tanggulangi AIDS di Bali, yaitu pencegahan yang mencakup penerapan Perilaku aman, Edukasi dan Konseling, penatalaksanaan IMS, kombinasi pencegahan pada populasi kunci, penerapan kewaspadaan standar serta yang lainnya,”katanya.

Pada program Survailans imbuh dr Agus, diterapkan skrining SPM, skrining Mandiri serta lainnya.

“Pada proses Surveilans ini, kita akan mempertajam treasure pengidap HIV -AIDS serta memperluas layanan di Masyarakat,”katanya.

“Selanjutnya adalah, penanganan kasus HIV-AIDS. Pada penanganan kasus ini, ungkap dr Agus, dilaksanakan penanganan Orang Dengan HIV-AIDS sesuai standar,” katanya.

Sementara itu, PMD Kabupaten Buleleng I Gede Suartama menegaakan, alokasi Dana Desa untuk program Penanggulangan AIDS pada seluruh Desa di Bali sudah dialokasikan.

“Rumah anggaran sudah ada. Akan tetapi ada beberapa oknum pejabat Desa sering sekali mengabaikan hal itu. Mereka terkadang mengalihkan ke Program seperti proyek. Sehingga anggaran bisa terserap serta perangkatnya bisa mendapatkan fee,”katanya.

Agar anggaran Desa ini jelaa Suartama bisa dimanfaatkan untuk program Penanggulangan HIV -AIDS sesuai dengan kebutuhan wilayah setempat.

Di Beberapa Desa di Bali terkadang tidak ada terealisasi program Penanggulangan AIDS, karena prajurunya kurang memahami aturan atau sengaja mengalihkan anggaran ke proyek-proyek, “Katanya.

Oleh sebab itu ketika Desa mengumpulkan usulan, maka PMD setempat hendaknya memberikan informasi terkait rencana program yang dibuatnya.***TIM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *