KPA.BALIPROV.GO.ID “Untuk meningkatkan kapasitas forum guru Pembina Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) dalam bidang pemahaman dan pencegahan HIV-AIDS kepada anak didik di Tingkat sekolah secara komprehensif dalam menjalankan kompetensi guru pembina KSPAN di sekolah, serta meningkatkan kepedulian mereka tentang pentingnya pencegahan HIV-AIDS melalui jalur sekolah, maka pelatihan ini sangatlah penting dilaksanakan,”Kata Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali  AA Ngurah Patria Nugraha, S.Sos,MAP saat membuka Pelatihan Forum Guru KSPAN di ruang SangHyang 2 Room Aston Denpasar Hotel & Convention Center, Jln Gatot Subroto Barat No 238 Denpasar, Kamis 29 Agustus 2024.

Lebih lanjut, AA Ngurah Patria Nugraha menegaskan, dalam pelatihan yang berlangsung selama 2 hari ini yaitu Kamis 29 Agustus 2024 dan Jumat, 30 Agustus 2024, maka para Guru Pembina KSPAN diharapkan bisa memberikan pembinaam terbaik bagi para siswa di sekolahnya masing-masing maupun KSPAN yang ada di semua sekolah di Bali.

“Dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap program pencegahan HIV-AIDS melalui jalur sekolah, yang menjadi kendala aktif dan tidaknya program tersebut adalah peranan Guru Pembina. Banyak Guru Pembina KSPAN ditingkat SMP/SMA/K  Se- Bali yang sudah dilatih namun tidak aktif dalam menggerakkan program pencegahan HIV-AIDS melalui Jalur sekolah di Tingkat sekolah masing –masing. Hal ini yang mendasari Kita perlu melakukan Pelatihan Forum Guru Pembina KSPAN di Tingkat SMP/SMA/K se-Bali,”katanya.

AA Ngurah Patria Nugraha juga mengungkapkan harapan yang besar bagi 30 orang Guru Pembina KSPAN se-Bali dilatih oleh tenaga professional agar bisa mengembangkan program KSPAN di Sekolah tersebut.

“Selain itu pula menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah kasus HIV- AIDS di Bali kumulatif pada tahun 1987 sampai dengan Maret 2024 mencapai 30.336 kasus. Sebanyak 40,3% penderita HIV-AIDS di Bali adalah kelompok usia produktif (15 – 29 tahun). Secara konsisten, kasus HIV-AIDS juga terjadi pada kelompok usia 15-29 tahun (usia produktif) Dimana usia tersebut ada pada kelompok usia remaja, maka hal ini mengindikasikan bahwa remaja terutama yang berada di jenjang SMP & SMA/K memerlukan suatu perhatian khusus dan program yang dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan remaja untuk tidak berperilaku yang dapat meningkatkan resiko penularan HIV-AIDS dan penggunaan narkoba,”katanya.

Promosi Kesehatan dalam meningkatkan kesadaran melalui sektor Pendidikan imbuh AA Ngurah Patria Nugraha merupakan suatu cara pencegahan HIV-AIDS dikalangan remaja, karena sekolah dapat menjangkau siswa dalam jumlah besar untuk penyampaian informasi, maka peranan guru dalam pencegahan HIV-AIDS menjadi sangat penting. Sebagai penyampai informasi hendaknya guru mempunyai pemahaman yang baik, karena guru dibutuhkan sebagai seorang agen kunci bagi siswa dalam merespon masalah HIV-AIDS di lingkungan sekolah,”katanya.***Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *